TAUHID DAN QURBAN SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN

السلام عليكم ور حمة الله و بر كا ته

الله اكبر الله اكبر الله اكبر
الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
لااله إلا الله وحـده ,صد ق وعـده ,ونصرعـبده، واعزجـنـد
و هزم الأحزاب وحـده
لااله الاالله ولانعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون ولو كره المشركون ولو كره المنافقون
لااله الاالله و الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الحمد لله الذى انعم علينا وهدانا الى دين الأ سلام و جعل رمضان شهرا مباركا ورحمة للناس واشكرونعمة الله ان كنتم اياه تعبدون و لعلكم تتقون.
اشـهـد ان لااله الاالله وحده لاشريك له واشـهـد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم وبارك على سيد المرسلين وعلى آله وصحبه اجمعين. فيا ايها المؤمنون والمؤمنات:أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فازالمتقون واتقوا الله حق تـقاته ولاتموتن إلاوانتم مسلمون

Allahu akbar... Allahu Akbar... walillahilhamd...
Sekali lagi momentum agung menghampiri kita, Idul Adha 1426 H. Hari Raya Qurban. Secara historis merupakan peristiwa heroik dan menegangkan.yang diteladankan oleh panutan kita Nabi Ibrahim A.S.dan putranya, Nabi Ismail AS.

Pada hari ini, jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa syukur dan sikap kehambaan mereka kepada Allah SWT. Sementara jutaan yang lain sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Makkah, menjadi sebuah panorama menakjubkan yang menggambarkan eksistensi manusia di hadapan kebesaran Allah Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan-Nya, “Labbaika Allahumma labbaik, labbaika lasyarikalaka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak.”

“ Wa adz-dzin fin-nasi bil hajji ya’tuka rijalan wa a’la kulli dhomirin ya’tiina min kulli fajjin a’miq “ (al Hajj, 27)

“Liayasy-hadu manafi’a lahum wa yadzkurus-mallahi fi ayyamim-ma’lumatin ‘ala ma rozaqnahum min bahimatil-‘an’ami fakulu minha wa atth’imul-baaisal-faqir”(al-hajj, 28) [al-Hajj, 27] Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang datang dari segenap penjuru yang jauh, [al-Hajj, 28] supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat

bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.

Ma’asyirol muslimin …..
Pada kesempatan ini kita memperingati hari raya kurban dengan penuh keprihatinan. Ibu pertiwa sedang berduka, Negeri tercinta masih berbalut kalut dan nestapa. Gelombang musibah datang silih berganti tiada henti. Memasuki tahun baru 2006 ini kita dikado parsel berupa bom di palu, di uji oleh Allah dengan musibah tanah longsor di Jember, Jawa timur dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Padahal sepanjang 2 tahun ini negri kita sudah di goncang dengan berbagai bencana yang memilukan, Baik musibah alam seperti tsunami, banjir, gempa, tanah longsor, begitu pula musibah sosial yang diakibatkan oleh ketimpangan prilaku sosial seperti kelaparan, kemiskinan, pengangguran, korupsi, buruknya pelayanan birokrasi, serta muncuatnya musibah baru berupa terror bom. Menghadapi semua ini seluruh komponen bangsa harus bersatu merapatkan barisan dan tegar mensikapi berbagai persoalan.

Ditengah keterpurukan bangsa yang membayangi kehidupan negeri kita ini, seolah persoalan demi persoalan diurai dan didemonstrasikan oleh Allah SWT, ayat - ayat bencana ditilawahkan setiap saat untuk mengingatkan bangsa yang sedang lupa, kitab kauniyah berbicara dengan bahasanya sendiri, alam menggelorakan tasbih dan kemarahannya, samudera menangis dan meluapkan gelombang amarahnya menyapu daratan, menggulung selurah permukaan, menghantam perumahan, menyeret orang-orang dekat yang kita cintai, semua ini meninggalkan luka melahirkan duka, menumbuhkan kesadaran kita sebagai bangsa untuk kembali mengikuti tata-nilai sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT. Allahu Akbar sungguh Engkau lah yang Maha Perkasa dan telah menunjukkan keperkasaan-Mu di negeri kami ini, ya Allah .

Apapun yang telah menimpa negri kita, semua peristiwa dan bencana yang telah terjadi semata-mata karena kesalahan dan dosa kolektif yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa. Dosa para pejabat korup, dosa pemimpin yang dzolim, dosa orang-orang kaya yang tamak, dosa orang tua yang acuh dengan kerusakan moral remaja, dosa rakyat yang hanya menunutut kesejahteraan tanpa mau bekerja keras, dosa para ulama yang tidak memberikan tauladan kepada umat, dosa dan dosa yang kalau kita urai satu persatu akan memenuhi isi perut bumi yang kita huni.

Ma’asyirol Muslimin hafadzokumullah …..
Betapa mudahnya kita terjebak dalam tindakan-tindakan yang menyimpang baik dari sisi agama yang kita yakini maupun tata nilai dan etika universal yang objektive. Seandaianya perbuatan dan tindakan kita sesuai dengan parameter dan barometer taqwa yang sesungguhnya maka tentu yang terjadi justru sebaliknya, Allah SWT akan memberikan barokah kehidupan negeri yang indah ini dengan kekayaan alam yang tercurah dari perut bumi, dari kedalaman samudera dan dari atas langit. Negri kita akan menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur – negeri gemahrifah loh jinawe. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat al-Baqorah, ayat 103 :

Selanjutnya Download disini